Meski banyak ditemukan di Asia, pohon kamboja atau plumeria berasal dari Amerika Tengah. Di Indonesia, tumbuhan yang ditemukan oleh botanis asal Prancis yang bernama Charles Plumier ini kerap ditanam di area pemakaman. Oleh karena itulah bunga kamboja kerap dikaitkan dengan mitos dan hal-hal menyeramkan.
Padahal, penanaman kamboja di pemakaman tidak dilakukan secara asal, melainkan dilakukan dengan sengaja. Alasannya adalah pohon atau tanaman ini tidak membutuhkan perawatan intensif untuk tumbuh subur.
Tanpa disiram secara rutin dan dipupuk sekalipun, pohon kamboja tetap dapat tumbuh subur karena kemampuannya dalam mengurai bahan organik. Cara penanamannya juga sangat mudah karena kamboja dapat tumbuh hanya dengan stek batang.
Selain dari segi perawatannya yang mudah, pohon kamboja juga memiliki karakteristik khusus yang unik, yaitu bunganya yang gugur dalam keadaan segar, berbeda dari bunga lain yang biasanya gugur setelah layu.
Dengan karakteristiknya inilah bunga kamboja dapat menjadi pengharum alami di area pemakaman serta dapat membuat area pemakaman tetap bertabur bunga meski tidak dikunjungi oleh orang.
Jika di Pulau Jawa pohon kamboja kerap ditanam di area pemakaman, maka di Bali tumbuhan ini (lebih tepatnya bunganya) menjadi simbol sekaligus sarana upacara keagamaan. Oleh karena itulah pohon kamboja ditanam di banyak tempat di Bali dan kerap digunakan sebagai sesajen untuk persembahan.